Kamis, 10 November 2011

PERTEMUAN KETIGA

Pertemuan ketiga
Menganalisis Kebutuhan Pembelajaran.
Diadop dari berbagai sumber


A.    Konsep Kebutuhan Pembelajaran
Ada enam macam kebutuhan yang biasa digunakan untuk merencanakan dan mengadakan analisa kebutuhan pembelajaran(Morrison, 2001: 28-30).
1.    Kebutuhan Normatif
     Membandingkan peserta didik dengan standar nasional, misal, Ebtanas, UMPTN, dan sebagainya.
2.    Kebutuhan Komparatif,
Membandingkan peserta didik pada satu kelompok dengan kelompok lain yang selevel. Misal, hasil Ebtanas SLTP A dengan SLTP B.
3.    Kebutuhan yang dirasakan,
Hasrat atau kinginan yang dimiliki masing-masing peserta didik yang perlu ditingkatkan. Kebutuhan ini menunjukan deviasi (kesenjangan) antara tingkat ketrampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan. Cara terbaik untuk mengidentifikasi kebutuhan ini dengan cara interview.
4.    Kebutuhan yang diekspresikan,
Kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu diekspresikan dalam tindakan. Misal, siswa yang mendaftar kepada sebuah kursus.
5.    Kebutuhan Masa Depan,
Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang. Misal, penerapan teknik pembelajaran yang baru, dan sebagainya.
6.    Kebutuhan Insidentil yang mendesak,
Faktor negatif yang muncul di luar dugaan yang sangat berpengaruh. Misal, bencana nuklir, kesalahan medis, bencana alam, dan sebagainya.


B.     Pengertian Analisis Pembelajaran

Analisis pembelajaran merupakan proses penjabaran prilaku umum menuju ke prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sisitematis. Dengan tersusunnya gambaran prilaku khusus dari yang paling awal hingga akhir.
Menurut Dick and Carey (1990) analisis pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang bisa diterapkan dalam suatu tujuan pembelajaran menghasilkan identifikasi   langkah-langkah yang relevan bagi penyelenggara suatu tujuan dan kemampuan-kemampuan subordinat yang dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai tujuan.

C.     Delapan Langkah Analisis Pembelajaran

Charles (1975) menggambarkan partisipasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan kerja sama untuk mengidentifikasikan kebutuhan pembelajaran yaitu siswa, pendidik, masyarakat dalam bentuk segitiga.
Atwi Suparman (2001 : 65-72) ada 8 langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran sebagai berikut:
Langkah 1.
Mengidentifikasi kesenjangan hasil prestasi saat ini dengan yang diidealkan. Untuk memperoleh data tersebut menggunakan cara ; membaca laporan tertulis observasi, wawancara, angket dan dokumen.
Langkah 2.
Sebelum mengambil tindakan pemecahan masalah, kesenjangan tersebut harus dinilai terlebih dahulu dari segi:
o    Tingkat signifikasi pengaruhnya.
o    Luas ruang lingkup.
o    Pentingnya peranan kesenjangan terhadap masa depan lembaga atau program.
Langkah 3.
Yang dilakukan dalam langkah ini:
a.         Menganalisis kemungkinan penyebab kesenjangan melalui observasi,wawancara, analisa logis.
b.         Memisahkan kemungkinan penyebab yang tidak berasal dari kekurangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk diserahkan penyelesaiannya kepada pihak lain.
c.         Mengelompokkan kemungkinan penyebab yang berasal dari kekurangan pengetahuan ketrampilan dan sikap tertentu untuk diteruskan ke langkah 4.
Langkah 4.
Menginterview siswa untuk memisahkan antara yang sudah pernah dan yang belum memperoleh pendidikan, bagi yang sudah berpendidikan melanjutkan ke-langkah 5 dan bagi yang belum meneruskan ke-langkah 8.
Langkah 5
Bagi peserta yang sudah berpendidikan pada langkah ini dikelompokkan lagi mejadi peserta yang sering mengikuti pendidikan menuju ke-langkah 6 dan jarang mengikuti pendidikan melanjutkan ke-langkah 7.
Langkah 6.
Kelompok yang sudah sering mendapat pendidikan diberi umpan balik atas kekurangannya dan diminta untuk mempraktekkan kembali sampai dapat melakukan tugasnya seperti yang diinginkan.
 Langkah 7.
Bagi kelompok yang masih jarang mengikuti pendidikan diberi kesempatan lebih banyak untuk berlatih kembali, ini perlu disupervisi dari dekat agar mencapai hasil yang diinginkan.
Langkah 8.
Untuk kelompok peserta yang belum pernah memperoleh pendidikan perlu dibuatkan intruksional yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk diketahui peserta.

DAFTAR PUSTAKA
Atwi Suparman, Desain Instructional, Proyek pengembangan Universitas Terbuka Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional, 2001.
Dick, Walter and Carey Lou, The Systematic Design of instruction 3rd Ed, Includes Bibliographical References, USA, Walter Dick and Lou Carey 1990.
Gary. R, Morrison, Steven M, Ross, Jerrold E Kemp : Designing Effective Instruction, Third Edition John Wiley and Sons, inc printed in the USA 2001.
West, Charles K., James A. Farmer., Phillip M. Wolff, Intructional design Allyn And Bacon, University of Illinois at Urbana-Champaign Boston, a991.

2 komentar:

  1. tulisannya OK. lain kali ditunggu paparan mengenai tujuan intruksional. bravo kosma B.

    BalasHapus
  2. OK! Hal itu sudah saya tulis, hanya belum di pos-kan. ada beberapa hal yang perlu dipikirkan.

    BalasHapus